Tebar
debu nan sesakkan kisi-kisi nafasku
Hentak
derap kuda bak injak bidang dadaku
Nyaring
lengkingan srigala tolehkan wajahku
Rintihan
duka itu pun sita sadarku
Siapa
dia....?
Tubuh
bersimpuh cengkeram dada sendiri
tengadahnya
lukis langit dengan air mata
tunduknya
pahat bumi dengan ukir doa
tatapnya
teduh meski nestapa jejal hidupnya
Benarkah
itu dia?
Dari
jauh bagai kulihat sungging senyum Al Musthafa
Bukan
dia!, sanggah jiwa tak percaya
ia
berdebu bagai kuil tak terpelihara
dia
kotor bak vihara tua tak terjaga
Benarkah
itu dia?,
harum
tubuhnya tidak asing rasanya
rintih
doanya akrab berdengung di telinga
senyumnya
wakili sungging Zahra yang mulia
ataukah
bias sahara tipu mata dan telinga?
tapi,
tancap
panah di kening sujudnya meyakinkanku
gores-gores
pedang di tubuh pasrahnya mengoyak raguku
tikam
tombak di dada sabarnya buyarkan sangka liarku
kepala
terpasak tombak goncang kebekuan hati membatuku
Dia
Husain...
memang
dia Husain...
Pergi
bersama bayu mewariskan segudang rindu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar